Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja

Kewajiban Kepada Mayit

Fatwa Ibnul Qoyyim Al Jauziyah

Do'a orang yang sedang marah

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja

Shalat khauf dan Larangan Memakai Perhiasan Emas dan Sutera bagi laki-laki

Sunday, January 6, 2019

Fathul Qodhir Imam Syaukani Tafsir Surat Al Fatihah Bagian ke I










Note :

Pada bagian ke-I ini, Imam Syaukani menceritakan mengenai asbab nuzul Al Fatihah dari beberapa riwayat, ada beberapa riwayat yang mengatakan Al Fatihah ini adalah surat Makiyah dan ada juga yang mengatakan Madaniyah.


Ma’na al fatihatu fii al ashli awwalu maa min sya-nihi an yuftataha bihi, tsumma uthliqot ‘alaa awwali kulli syay-in ka alkalaami, wa attaa-u linaqli minal washfiyati ilaa al ismiyatu, fasummiyat hadzihi as suurotu faatihata al kitaabi likawnihi iftutiha bihaa, idz hiya awwalu maa yaktubuhu al kitaabu min al mush-hafi, wa awwalu maa yathluuhu attaalii min al kitaabi al ‘aziizi, wa in lam takun awaala maa nazala min al qur-aani.

Waqad isytaharot hadzihi as suurotu asy syariifatu bihadza al ismi fii ayyami an nubuwwati. Qiila hiya makkiyatun wa qiila madaniyyatun.

Waqad akhroja al waahidii fii asbaabi an nuzuuli, wa ats tsa’labii fii tafsiirihi ‘an ‘alii rodhiyallahu ‘anhu qoola : nazalat faatihatu al kitaabi bimakkata min kanzi tahta al ‘arasyi.

Wa akhroja ibnu abii syaybata fii al mushonnifi, wa abuu nu’aimin wa al bayhaqii kilaahuma fiidalaa-ila an nubuwwati, wa ats tsa’labii wa al waahidii min hadiitsi ‘Amir bin syurahbiil : anna rosuluulullah shollallaahu ‘alayhi wa aalihi wa salaam lamaa syakaa ilaa khodiijati maa yajiduhu ‘inda awaa-ili al wahyi, fadzahabat bihi ilaa waroqoh fa-akhbarohu faqoola lahu : idzaa kholawtu wahdii sami’tu nidaa-an kholafii : yaa Muhammad, yaa Muhammad, yaa Muhammad fa-antholiqu haaribaan fi al ardhi, faqoola : laa taf’al, idza ataaka fa-itsbut hatta tasma’a maa yaquulu tsumma i-tinii fa-akhbirnii, falamma kholaa naadaahu yaa muhamaad qul : bismillahiromanirohiimi, hatta balagho waladhooliin.

Wa akhrojaa abuu nu’aimin fii ad dalaa-ili ‘an rojulin min banii salimata qoola : lammaa aslama tfityaanu banii salimata wa-aslama waladun ‘amri bin jamuuhi qoolati imro-atu ‘amri lahu : hall laka an tasma’a min abiika maa ruwiya ‘anhu ? fasa-alahu faqara-a ‘alayhi ( alhamdulillahi robbil ‘alamiin) wa kaana dzalika qobla al hijroti.

Wa akhorja abu bakr bin al anbaari fii al mashoohifi ‘an ‘ubadah qoola : fatihatu al kitaabi nazalat bimakkata, fahadza jumlatu maa istadallabihi man qoola innahaa nazalat bi makkata.

Wa istadalla man qoola innahaa nazalat bi almadiinati bimaa akhrojahu ibnu abii syaybah fii al mushaanafi, wa abuu sa’iid bin al ‘aroobii fii mu’jamihi, wa ath thobaraani fii al awsath min thoriiqi mujahid bin abi hurayrah : ronna ibliisu hiina unzilat faatihatu al kitaabu, wa unzila bi al madiinati.

Wa akhroja ibnu abii syaybah fii al mushonafi, wa ‘abdu bin humaydin, wa ibnu al mundziri, wa abuu nu’aymin fii al khilyati wa ghayruhum min thuruqin ‘an mujaahidi qoola : nazalat faatihatu bi al madiinati, wa qiila : inaha nazalat marrotayni marratan bi makkata wa marrotan bi al madiinati jam’aan bayna hadzihi ar riwayaati.


Makna asal dari al fatihah adalah awal dengannya lah untuk membuka, kemudian dikaitkan kepada awal dari setiap sesuatu seperti ucapan. Dan huruf TA pada kalimat al fatihah di naql ( dipindahkan ) artinya dari wasfiyah penjelasan kepada ismiyah yaitu penamaan.

Maka dinamakanlah surat ini pembuka kitab disebabkan dibukanyalah kitab Quran dengannya. Sebagai mana ia adalah awal dari apa yang ditulis dari sebuah mushaf, dan awal yang dibaca dari kitab yang agung yaitu Al Quran. Akan tetapi tidaklah menjadikan surat al fatihah ini wahyu awal diturunkannya dari al quran.

Dan sesungguhnya sangat terkenal surat al fatihah ini disebabkan namanya pada zaman kenabian, ada yang mengatakan bahwa al fatihah ini adalah surat makkiyah, da nada pula yang mengatakan madaniyah.

Dan sesungguhnya telah di katakan oleh Al Wahidi dalam kitabnya Asbab Nuzul al fatihah ini dan Ats tsalabi dalam tafsir nya, “ Dari Ali rodhiyallaahu ‘anhu, telah berkata Ali : telah diturunkan pembuka kitab di Makkah dibawah singgasana Allah..

Telah dikatakan pula oleh Ibnu Abi Syaybah dalam kitabnya Al Mushonif, dan Abu Nuaim dan Bayhaqi keduanya dalam kitab Dalail Nubuwah, dan Ats Tsalabi dan Al Wahidi dari hadits Amir bin Syurahbil bahwasanya rosulullah shalallah ‘alayhi wa alihi wasalam mengeluh kepada Khadijah atas apa yang dialami sebelumnya saat menerima wahyu ( di gua Hiro ), maka mereka pergi kepada Waroqoh dan memberi tahunya dan berkata kepada Waroqoh ”Jika saat aku berkhalwat sendirian, aku mendengar panggilan dari belakang ‘yaa Muhammad, yaa Muhammad, yaa muhammad’ mendengar suara itu aku pun lari, maka Waroqoh pun berkata : “Jangan lakukan itu, jika engkau mendengarnya maka tetap diam sampai terdengar kelanjutan perkataannya”, kemudian aku mengalaminya lagi dan mendengarkan ucapan dia Yaa Muhammad katakanlah bismillahirrohmanirrohiimi.

Dan telah dikeluarkan pula pernyataan dari Abu Nuaim dalam kitabnya Ad Dalaail, bahwa seorang pria dari bani Salimah berkata : Ketika sudah masuk islam pemuda-pemuda bani salimah dan masuk islam pula anak dari ‘Amr bin Jamuh, telah berkata istri Amir kepada anaknya : “Maukah engkau mendengarkan apa yang telah diriwayatkan dari ayahmu ?”, maka anaknya bertanya apakah itu dan istri ‘Amr berkata ‘alhamdulillaahi robbil ‘alamiin’. Dan kejadian itu ketika sebelum hijrah.

Dan telah berkata Abu Bakr bin Al Anbari dalam Al mashohif, diriwayatkan dari ‘Ubadah telah berkata : Fatihatul Kitab diturunkan di Makkah. Dan inilah beberapa petunjuk yang mengatakan bahwa Al Fatihah di turunkan di Makkah.

Dan petunjuk yang mengatakan bahwa Al Fatihah diturunkan di Madinah adalah dengan apa yang dikatakan oleh Abi Syaybah dalam Al Mushonif, dan Au Sa’id bin Al ‘Arobi didalam Mu’jam nya dan Thabroni dalam Al Aqsath dari jalan Muhajid bin Abu Hurayrah “ telah menangis iblis ketika diturunkan fatihatul kitab” dan ini diturunkan di Madinah.

Dan telah berkata pula Ibnu Abi Syaybah dalam Al Mushonif, dan 'Abdu bin Humayd, dan Ibnu Mundzir dan Abu Nuaim dalam Al hilyah dan selainnya dari jalan Mujahid berkata “telah diturunkan fatihatul kitab di Madinah, dan ada pula yang mengatakan sesungguhnya fatihatul kitab diturunkan 2 kali, sekali di Makkah dan sekali di Madinah, mengunpulkan antara dua riwayat antara yang mengatakan di Makkah dan Madinah.













Saturday, January 5, 2019

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Sholat ( Perbedaan Sholat Laki & Wanita )


Al Umuuru Allatii Tukhoolifu Fiiha Al Mar-atu Ar Rojjula Fii Ash Sholaati

Wa al mar-atu tukhoolifu ar rojula fii khomsati asy-yaa-a : fa ar rojjulu  yujaafii mirfaqayhi 'an janbayhi Wa yuqillu bathnahu 'an fakhidzayhi fii rukuu' wa as sujuudu.  Wa yajharu fii mawdhi'i al jahri wa idzaa naabahu syay-un fii ash sholaati sabbaha, Wa 'awrotu ar rojjuli maa bayna surrotii wa rukbatihi.

Wa al mar-atu tadhummu ba'dhohaa ilaa ba'dhin wa takhfidhu shawtahaa bihadhrotin ar rijjali al ajaanibi, Wa idzaa nabahaa syay-un fii ash shoolaati shoffaqat, Wa jamii'u badani al hurroti 'awrotun illa wajhaha wakaffayhaa, Wa al amatu ka al rojjuli.


 Perkara - Perkara Yang Membedaan Laki-laki dan Wanita Dalam Sholat

Wanita berbeda dengan laki-laki dalam lima hal : Laki - laki merenggangkan kedua sikut dari kedua lambung nya, Mengangkat kedua perut nya dari kedua pahanya saat ruku dan sujud, Mengeraskan suaranya pada tempatnya, Apabila terjadi sesuatu dalam shalat ( yg butuh pemberitahuan ) maka membaca tasbih, Dan aurat laki-laki adalah antara pusar dan lututnya.

Dan wanita menempelkan bagian anggota tubuhnya dengan bagian tubuh yang lain, Melemahkan suaranya dihadapan orang laki-laki yang bukan mahromnya, Dan jika terjadi sesuatu dalam sholat maka bertepuk, Dan aurat wanita yang merdeka adalah seluruh badannya terkecuali wajah dan kedua telapak tangan sedangkan aurat wanita budak adalah sama seperti laki-laki.


Perbedaan Sholat Laki dan Wanita

Laki - Laki 
  1.  Merenggangkan kedua sikut dari kedua lambung nya
  2.  Mengangkat kedua perut nya dari kedua pahanya saat ruku dan sujud
  3.  Mengeraskan suaranya pada tempatnya
  4.  Apabila terjadi sesuatu dalam shalat ( yg butuh pemberitahuan ) maka membaca tasbih
  5.  Dan aurat laki-laki adalah antara pusar dan lututnya.
Wanita
  1.  Menempelkan bagian anggota tubuhnya dengan bagian tubuh yang lain
  2.  Melemahkan suaranya dihadapan orang laki-laki yang bukan mahromnya
  3.  Jika terjadi sesuatu dalam sholat ( butuh pemberitahuan ) maka bertepuk
  4.  Dan aurat wanita yang merdeka adalah seluruh badannya terkecuali wajah dan kedua telapak tangan sedangkan aurat wanita budak adalah sama seperti laki-laki.
 

Saturday, December 29, 2018

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Sholat ( Sunnah Hay'at )


Hay'aatu ash sholaati

Wa hay'aatuhaa khomsa 'asyarota khoslatan :
  1. rof'a al yadaini 'inda takbiirotu al ihroomi wa 'inda ar rukuu'i wa ar rof'i minhu.
  2. wa wadho'u al yamniini 'alaa asy syimaali
  3. wa tawajjuhu
  4. wa al 'isti'aadahu
  5. wa al jahru fii mawdhi'ihi  
  6. wa al isrooru fii mawdhi'ihi
  7. wa ta-miin
  8. wa qiroo-atu as sururoti ba'da al faatihati
  9. wa takbiirotu 'inda ar rof'i wa al khofdhi
  10. wa qowlu sami'alloou liman hamidahu robbanaa laka al hamdu
  11. wa at tasbiihu fii ar rukuu'i wa sujuudi 
  12. wa wadh'u ay yadayni 'alaa al fakhidayni fii al juluusi, yabshutu al yusroo wa yaqbidhu al yumnaa illa al musabbihata fainnahu yusyiiru bihaa mutasyaahidaan
  13. wa al iftiroosyu fii jamii'i aljalasaati 
  14. wa at tawarruk fii al jalasati al akhiiroti
  15. wa tasliimatu ats tsaniyatu 
 
 
 Sunnah - Sunnah Hay'at Dalam Sholat
 
  1. Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihrom dan ketika (mau) ruku dan bangun dari ruku.
  2. Meletakan tangan kanan diatas tangan kiri
  3. Tawajjuhu ( membaca do'a istiftah )
  4. Membaca kalimat isti'adzah ( ta'awwudz )
  5. Menjaharkan bacaan pada tempatnya
  6. Mempelankan bacaan pada tempatnya
  7. Mengucap "aamiin"
  8. Membaca surat lain setelah al fatihah 
  9. Membaca takbir saat bangkit dan turun ( ruku)
  10. Mengucap "sami'allohu liman hamidah robbana lakal hamdu"
  11. Membaca tasbih saat ruku dan sujud
  12. Meletakan kedua tangan diatas kedua paha ketika duduk, dibukakan telapak tangan yang kiri  dan mengepalkan tangan yang kanan kecuali jari telunjuk karena sesungguhnya jari telunjuk digunakan untuk memberi isyarat saat tasyahud
  13. Posisi duduk iftirosy di segala duduknya
  14. Posisi duduk tawarruk pada duduk terakhir.
  15. Mengucap salaam yang kedua


Note  :

# Apa perbedaan antara sunnah hay'at dengan sunnah sholat pada bagian sebelumnya ??

# Di fiqh madzhab syafi'i jawabannya adalah jika sunnah hay'at ini tidak dilaksanakan maka tidak perlu melakukan sujud sahwi, namun berbeda hal nya dengan sunnah sholat yg sebelumnya jika tidak melaksanakannya maka diharuskan melakukan sujud sahwi.

# Contoh orang yg meninggalkan tasyahud awal dan qunut, maka dia harus melakukan sujud sahwi


Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Sholat ( Sunnah Dalam Sholat )


Sunanu ash shalaati

wa sunanuhaa qobla ad dukhuuli fiiha syay-aani : al adzaanu wa al iqoomatu, 

wa ba'da ad dukhuuli fiiha syay-aani : at tasyahudu al awwalu  wa al qunuutu fii ash shub-hi wa fii al witri fii an nishfi ats tsaanii min syahri romadhoona. 

Sunnah dalam sholat
Dan sunnah sebelum masuk waktu sholat ada dua jenis yaitu : adzan dan iqomat

Dan sunnah sesudah masuk waktu sholat ada dua jenis yaitu : tasyahud awal dan qunut di sholat subuh dan qunut di witir pada pertengahan kedua di bulan romadhon.

 

Monday, December 17, 2018

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Sholat ( Syarat Sah dan Rukun Sholat )



Syuruthu shihatu ash sholaati
Wa syaraaithu qobla ad dukhuuli fiiha khomsatun asy-yaa-a :
  1. thahaarotu al 'adhoo-i min al hadatsi wa an najasati 
  2. wa satru al awroti bilibaasii thoohirin
  3. wa al wuquufu 'alaa makaanin thoohirin
  4. wa al 'ilmu bi dukhuuli waqti 
  5. wa istiqbaalu al qiblati 
Wa yazuuju tarku al qiblati fii haalatayni fii syiddati al khawfi wa fii naafilati fii as safari 'alaa ar roohilati.

Arkaanu ash sholaati
Wa arkaanu ash sholaati tsamaaniyata 'asyaro ruknaan :
  1. an niyaatu
  2. wa al qiyaamu ma'a al qudroti
  3. wa taqbiirotu al ihroomi
  4. wa qiroo-atu al fatihaati wa bismillaahirrahmaanirrahiimi aayatun minhaa
  5.  wa ar rukuu'
  6. wa thu-maaniinatu fiihi
  7. wa ar rof'u wa al 'itidal
  8. wa ath thu-maaninatu fiihi
  9. wa as sujuudu
  10. wa thu-maaninatu fiihi
  11. wa al juluusu bayna sajdataini
  12. wa thu-maaninatu fiihi
  13. wa al juluusu al akhiiru 
  14. wa tasyahud fiihi
  15. wa sholaatu 'alaa an nabii sholallah 'alayhi wa sallam
  16. wa tasliimu al uula
  17. wa niyatu al khuruuju min ash sholaati
  18. wa tartiibu al arkaani 'alaa maa dzakarnaahu

Syarat Sah Sholat
Dan syarat - syarat sah sholat sebelum masuk ke tatacara nya  ada lima yaitu :
  1. anggota badan harus suci dari hadats
  2. dan suci dari najis
  3. berdiri di tempat yang suci
  4. mengetahui telah masuk waktu sholat
  5. menghadap kiblat
Diperbolehkan meninggalkan menghadap kiblat pada dua keadaan yaitu : dalam keadaan sangat genting dan shalat sunnah di atas kendaraan di waktu bepergian.


Rukun Sholat
Dan rukun sholat itu ada delapan belas rukun yaitu :
  1. niat
  2. berdiri bila mampu
  3. takbirotul ihram
  4. membaca surat alfatihah dan bismillaahirrahmaanirahiim termasuk ayat di dalamnya 
  5. ruku'
  6. kemudian tumaninah dalam keadaan ruku
  7. kemudian i'tidal 
  8. dan tumaninah dalam keadan itidal ini
  9. sujud
  10. dan tumaninah dalam kedaan sujud
  11. dan duduk diantara dua sujud
  12. dan tumaninah dalam keadaan duduk diantara dua sujud
  13. dan duduk akhir
  14. dan tasyahud didalamnya
  15. dan bersholawat kepada nabi muhammad shalallah 'alayhi wasallam
  16. dan mengucapkan salam yang pertama
  17. dan niat keluar dari shalat
  18. dan tertib dalam susunan rukun2nya seperti yang sudah disebutkan diatas.








 

Sunday, December 16, 2018

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja ( Sholat-Sholat Yang Disunnahkan, Rawatib dan Muakad )



1. Wa ash shalawaatu al masnuunaatu khomsun : al 'aydaani , wa al kusuufaani, wa al istisqaa. 

2. Wa as sunnanu at taabi'atu lilfarooidhi sab'ata 'asyara rok'atan :
  • Rok'ataa al fajri
  • Wa arba'un qobla al 'ashri
  • Rok'ataani ba'da al maghribi
  • Wa tsalaatsatu ba'da al 'isyaa-i, yuutiru biwaahidatin minhuna   
3. Wa tsalaatsatu nawaafila muaakadatun : sholaatu al layli, wa sholaatu adh dhuhaa, wa at taroowiihu.


Dan sholat-sholat yang disunnahkan  itu ada lima yaitu : dua sholat hari raya yaitu sholat idul adha idul fithti, sholat gerhana matahari dan bulan, kemudian sholat istisqa ( meminta hujan ).

Dan sholat sunnah yang mengikuti sholat fardhu itu ada tujuh berlas rokaat yaitu :
  • dua rokaat shalat fajr ( sebelum sholat subuh )
  • empat rokaat sebelum sholat ashr
  • dua rokaat setelah sholat maghrib
  • dan tiga rokaat setelah isya, termasuk 1 rokaat witir.
Dan tiga sholat tambahan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan yaitu : sholat malam, sholat dhuha dan sholat tarawih pada bulan ramadhan.

Note keterangan :
# Untuk yg no 1, itu sholat sunnah yang dilakukan berjamaah, itulah kenapa sebabnya penulis kitab matan abi syuja meletakan pada posisi pertama.

# Untuk yg no 2, itu adalah sholat sunnah yang dilakukan secara sendiri-sendiri yang mengikuti waktu sholat fardhu. Didalam madzhab syafi'i, sholat witir termasuk sholat sunnah muakad  yang sangat dianjurkan.

# Untuk yang no 3, itu adalah sholat sunnah yang merupakan tambahan namun memiliki keutamaan yang sangat besar.
 

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Sholat ( Syarat Wajib Sholat )


Syaraaithu wujuubu ash sholaati
Wa syaraa-itu wujuubi ash sholaati tsalaatsatu asy-yaa-a : al islaam, wa al buluugh wa al aqli, wa huwa hadun at takliifi.


Syarat Wajib Sholat
Dan syarat wajib sholat itu ada tiga perkara yaitu : beragama islam, telah baligh  dan berakal sehat, dan inilah batasan dari seseorang yang disebut mukallaf ( orang yang dibebani perintah syar'i salah satunya sholat ).

Saturday, December 15, 2018

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Sholat ( Jadwal Sholat )



KITAABU ASH SHOLAATI
(MAWAAQITU ASH SHOLAATI)


Ash sholaatu al mafruudhotu khomsun : adh dhuhru wa awwalu waqtihaa zawaalu asy syamsyi wa aakhiruhuu idzaa shooro dhillu kulli syay-in mitslahu ba'da dhilli az zawaali.

Wa al 'ashru wa awwalu waqtihaa az ziyaadatu 'alaa dhilli al mitsli wa aakhiruhuu fii al ikhtiyaari ilaa dhilli al mitslayni wa fii al zawaazi ilaa ghuruubi asy syamsyi.

Wa al maghribu wa waqtihaa waahidun, wa huwa ghuruubu asy syamsi wa bimiqdaari maa yu-adzinu wayatawadhuu, wa yasturu al awroota wa yuqiimu ash sholaata wa yusholli khomsa roka'aatin.

Wa al 'isyaa-u wa awwalu waqtiha idzaa ghooba asy syafaqu al ahmaru wa aakhiruhu fii al iktiyaari ilaa tsulutsi al layli wa fii al jawaazi ilaa thuluu' al fajri ats tsaani.

Wa ash shub-hu wa awwalu waqtihaa thuluu' al fajri ats tsaani wa aakhiruhuu fii al ikhtiyaari ilaa al isfaari wa fii al jawaazi ilaa thuluu' asy syamsi.

KITAB SHOLAT
( JADWAL SHOLAT )

Shalat yang diwajibkan ada lima : dhuhur awal waktunya setelah tergelincir matahari dan berakhir ketika bayangan suatu benda telah menyamai benda itu, setelah bayangan zawal.

Dan ashar awal waktunya setelah lewatnya bayangan mitsli dan berakhirnya dalam waktu ikhtiyar sampai ketika bayangan suatu benda telah memanjang dua kali dari panjang benda, sedangka waktu jawaz berakhir sampai terbenam matahari.
Dan maghrib waktunya satu yaitu setelah terbenamnya matahari dan sekedar waktu bagi yang mengumandangkan adzan kemudian berwudhu dan menutup aurat dan kemudian qiomah dan sholat lima rokaat.

Dan 'isya awal waktunya ketika mega merah menghilang dan waktu ikhtiyar sampai sepertiga malam, sedangkan waktu jawaz berakhir sampai matahari terbit.

Dan subuh waktu awalnya setelah terbit fajar yang kedua dan akhir waktu ikhtiyarnya sampai cahaya terang, dan waktu jawaz berakhir sampai matahari terbit. 

Note keterangan :

# Bayangan zawal adalah bayangan yang muncul ketika matahari sudah tergelincir. 

# Bayangan mitsli adalah bayangan suatu benda mempunyai panjang yg sama dengan panjang benda asli nya.  

# Waktu ikhtiyar adalah waktu yang sebaiknya dipilih 

#  Waktu jawaz adalah waktu yang masih boleh melakukan sholat

 


Friday, December 14, 2018

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Thaharah ( Larangan Bagi Yang Haidh Nifas Janabah dan Hadats )


Maa Yahrumu Bi Al Haidhi Wa An Nifaasi
Wa yahrumu bi al haidhi wa an nifaasi tsamaaniyatun asy-yaa-u :
  • Ash sholaatu
  • Wa Ash shaumu
  • Wa Qiroo-atu al quraani
  • Wa Massu al mushafi wa hamluhu
  •  Wa Dukhuulu al masjidi
  • Wa at thawaafu
  • Wa  al wath-u
  • Wa al istimtaa'u bimaa bayna as surroti wa ar rukbati 

Maa Yahrumu Bi Al Janaabati
Wa yahrumu 'alaa al junubi khomsatu asy-yaa-a :
  • Ash sholaatu
  • Wa qirooatu al quraani
  • Wa massu al mushafi wa hamluhu
  • Wa ath thawaafu
  • Wa al lubtsu fii al masjidi 

Maa Yahrumu Bi Al Hadatsi
Wa yahrumu 'alaa al muhditsi tsalaatsatu asy-yaa-a : 
  • Ash sholaatu
  • Wa ath thawaafu
  • Wa massu al mushafi wa hamluhu 

 Larangan Bagi Yang Haidh dan Nifas
Dan diharamkan bagi yang haidh dan nifas melakukan delapan hal berikut :
  1. Puasa
  2. Membaca al quran
  3. Menyentuh dan membawa al quran
  4. Masuk ke masjid
  5. Thawaf
  6. Bersetubuh
  7. Bersenang-senang dengan menggunakan anggota badan antara pusar dan lutut



Larangan Bagi Yang Punya Hadats Besar
Dan diharamkan bagi yang sedang junub ( berhadats besar ) melakukan lima perkara berikut :
  1. Shalat
  2. Membaca al quran
  3. Menyentuh dan membawa mushaf
  4. Thawaf
  5. Berdiam diri di masjid


Larangan Bagi Yang Punya Hadats Kecil
Dan diharamkan bagi yang sedang berhadats kecil melakukan tiga perkara berikut :
  1. Shalat
  2. Thawaf
  3. Menyentuh dan membawa al quran
 


 

Fiqh Syafi'i Matan Abi Syuja Kitab Thaharah ( Hukum Haidh Nifas dan Wiladah )


Ahkaamu al haidhu wa an nifaasu wa al istihaadhoh

Wa yakhruju min al farji tsalaatsatu dimaa-in : damu al haidhu, wa an nifaasu wa al istihaadhoh. Fa al haidhu huwa ad damu al khooriju min farji al mar-ati 'alaa sabiili ash shihahti min ghayri sababi al wilaadati, wa launuhuu aswadu mukhtadimun ladda'un.

Wa an nifaasu huwa ad damu al khooriju 'aqiba al wilaadati, wa al istihaadhoh huwa ad damu al khooriju fii ghayri ayyaami al haidhi wa an nifaasi.

Wa aqollu al haydhi yaumun wa laylatun wa aktsaruhu khomsata 'asyaro yauman, wa ghoolibuhu sittun aw sab'un. wa aqollu an nifaasi lahdhotun, wa aktsaruhu sittuuna yauman wa ghaalibuhu arba'uuna yaumaan, wa aqollu ath thuhri bayna alhaydhotayni khomsata 'asyaro yaumaan wa laa hadda li aktsarihi.

Wa aqollu zamanin tahiidhun fiihi al mar-atu tis'u siniina, wa aqollu al hamli sittatu asyhurin, wa aktsaruhu arba'u siniina wa ghoolibuhu tis'atu asyhurin. 



Hukum Haidh, Nifas dan Istihadhoh

Dan ada tiga macam darah yang keluar dari kemaluan wanita : darah haidh, nifas dan istihadhoh. Haidh adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita dalam keadaan sehat/ normal tanpa sebab adanya kelahiran, dan warna darahnya adalah hitam kemerah-merahan.

Dan nifas adalah darah yang keluar akibat persalinan (melahirkan) dan istihadhoh adalah darah yang keluar diluar dari hari-hari haidh dan nifas. 

Dan sedikitnya waktu haidh adalah satu hari satu malam, dan paling lama waktunya adalah lima belas hari, pada umumnya waktu haidh adalah enam atau tujuh hari. Dan sedikitnya waktu nifas adalah sekejap dan paling lama enam puluh hari, pada umumnya adalah empat puluh hari. Sedikitnya masa suci antara dua haidh adalah lima belas hari, dan tidak ada batas waktu untuk paling lamanya.

Dan sedikitnya usia wanita mengeluarkan darah haidh adalah usia sembilan tahun, dan sedikitnya masa hamil adalah empat bulan dan paling lama masa hamil adalah empat tahun. Dan pada umumnya masa hamil adalah sembilan bulan.